KISAH ORANG KAYA DAN KAOS KAKI BOLONG
Sebuah kisah yang mungkin pernah kita dengar, sangat baik untuk kita ambil hikmahnya :
Pak Budiman Hartono, seorang yang terkenal dan kaya raya dari Surabaya, sedang sakit parah.
Menjelang ajal menjemput, dikumpulkanlah anak-anaknya.
Beliau berwasiat:�"Anakku...
Jika Ayah sudah dipanggil Allah Yang Maha Kuasa...
Ada permintaan Ayah kepada kalian..."
“Tolong dipakaikan kaos kaki kesayangan Ayah walaupun kaos kaki itu sudah bolong...
Ayah ingin memakai barang kesayangan yang penuh kenangan semasa merintis usaha di perusahaan Ayah dan minta tolong kenangan kaos kaki itu dipakaikan bila Ayah dikubur nanti.”
Singkat cerita, Akhirnya sang Ayah wafat. Ketika mengurus Jenazah dan saat akan dikafani, anak-anaknya minta ke pak ustadz untuk memakaikan kaos kaki yang bolong itu sesuai wasiat Ayahnya.
Akan tetapi pak Ustadz menolaknya :
“Maaf secara Syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang diperbolehkan dipakaikan kepada si mayit.”
Terjadilah perdebatan antara anak-anak yang ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak Ustadz yang melarangnya.
Karena tidak ada titik temu, dipanggil lah penasihat sekaligus Notaris keluarga tersebut.
Sang notaris menyampaikan :
"Sebelum meninggal Bapak menitipkan Surat Wasiat, ayo kita buka bersama-sama mungkin ada petunjuk.”
Maka dibukalah surat wasiat Almarhum untuk anak-anaknya yang dititipkan kepada Notaris tersebut yang bunyinya :
�“Anak-anakku...
Pasti sekarang kalian sedang bingung karena dilarang memakaikan kaos kaki bolong kepada jenazah Ayah”.
“Lihatlah anak-anakku...
Padahal harta Ayah sangat banyak...
Uang berlimpah...
Beberapa mobil mewah...
Tanah, kebun dan sawah dimana-mana...
Rumah mewah banyak...
Tetapi tidak ada artinya ketika Ayah sudah Meninggal Dunia.”
“Bahkan kaos kaki bolong saja...
Tidak boleh dibawa mati...”.
“Begitu tidak berartinya Harta Dunia, kecuali IMAN dan AMAL Kebaikan kita”
“Anak-anakku...
Inilah yang ingin Ayah sampaikan...
Agar kalian tidak tertipu dengan Dunia yang hanya Sementara..."
"Pada akhirnya teman sejati kita hanyalah IMAN dan AMAL SHALIH."
“Salam sayang dari Ayah yang ingin kalian menjadikan Dunia sebagai jalan menuju Ridho Allah SWT… “
Dari Ibnu Umar, berkata:
Aku bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Beliau, kemudian mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia bertanya:
"Wahai, Rasulullah. Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?”
Beliau menjawab,
"Yang paling baik akhlaknya diantara mereka.”
Dia bertanya lagi:
"Manakah diantara kaum mukminin yang paling cerdik?”
Beliau menjawab,
"Yang paling banyak mengingat kematian diantara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.”
[HR Ibnu Majah, no. 4.259. Hadits hasan. Lihat Ash Shahihah, no. 1.384].
Seorang Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya) :
1. Keluarganya
2. Hartanya
3. Amalnya
"Dua akan kembali, satu akan tetap."
Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap (ikut bersama mayit)
[HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i]
Oleh karena itu, seseorang hendaklah memanfaatkan hidupnya dengan sebaik-baiknya, mengisinya dengan AMAL SHALIH sebelum datangnya kematian.
Semoga bermanfaat...
Aamiin...
Sebuah kisah yang mungkin pernah kita dengar, sangat baik untuk kita ambil hikmahnya :
Pak Budiman Hartono, seorang yang terkenal dan kaya raya dari Surabaya, sedang sakit parah.
Menjelang ajal menjemput, dikumpulkanlah anak-anaknya.
Beliau berwasiat:�"Anakku...
Jika Ayah sudah dipanggil Allah Yang Maha Kuasa...
Ada permintaan Ayah kepada kalian..."
“Tolong dipakaikan kaos kaki kesayangan Ayah walaupun kaos kaki itu sudah bolong...
Ayah ingin memakai barang kesayangan yang penuh kenangan semasa merintis usaha di perusahaan Ayah dan minta tolong kenangan kaos kaki itu dipakaikan bila Ayah dikubur nanti.”
Singkat cerita, Akhirnya sang Ayah wafat. Ketika mengurus Jenazah dan saat akan dikafani, anak-anaknya minta ke pak ustadz untuk memakaikan kaos kaki yang bolong itu sesuai wasiat Ayahnya.
Akan tetapi pak Ustadz menolaknya :
“Maaf secara Syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang diperbolehkan dipakaikan kepada si mayit.”
Terjadilah perdebatan antara anak-anak yang ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak Ustadz yang melarangnya.
Karena tidak ada titik temu, dipanggil lah penasihat sekaligus Notaris keluarga tersebut.
Sang notaris menyampaikan :
"Sebelum meninggal Bapak menitipkan Surat Wasiat, ayo kita buka bersama-sama mungkin ada petunjuk.”
Maka dibukalah surat wasiat Almarhum untuk anak-anaknya yang dititipkan kepada Notaris tersebut yang bunyinya :
�“Anak-anakku...
Pasti sekarang kalian sedang bingung karena dilarang memakaikan kaos kaki bolong kepada jenazah Ayah”.
“Lihatlah anak-anakku...
Padahal harta Ayah sangat banyak...
Uang berlimpah...
Beberapa mobil mewah...
Tanah, kebun dan sawah dimana-mana...
Rumah mewah banyak...
Tetapi tidak ada artinya ketika Ayah sudah Meninggal Dunia.”
“Bahkan kaos kaki bolong saja...
Tidak boleh dibawa mati...”.
“Begitu tidak berartinya Harta Dunia, kecuali IMAN dan AMAL Kebaikan kita”
“Anak-anakku...
Inilah yang ingin Ayah sampaikan...
Agar kalian tidak tertipu dengan Dunia yang hanya Sementara..."
"Pada akhirnya teman sejati kita hanyalah IMAN dan AMAL SHALIH."
“Salam sayang dari Ayah yang ingin kalian menjadikan Dunia sebagai jalan menuju Ridho Allah SWT… “
Dari Ibnu Umar, berkata:
Aku bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Beliau, kemudian mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia bertanya:
"Wahai, Rasulullah. Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?”
Beliau menjawab,
"Yang paling baik akhlaknya diantara mereka.”
Dia bertanya lagi:
"Manakah diantara kaum mukminin yang paling cerdik?”
Beliau menjawab,
"Yang paling banyak mengingat kematian diantara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.”
[HR Ibnu Majah, no. 4.259. Hadits hasan. Lihat Ash Shahihah, no. 1.384].
Seorang Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya) :
1. Keluarganya
2. Hartanya
3. Amalnya
"Dua akan kembali, satu akan tetap."
Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap (ikut bersama mayit)
[HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i]
Oleh karena itu, seseorang hendaklah memanfaatkan hidupnya dengan sebaik-baiknya, mengisinya dengan AMAL SHALIH sebelum datangnya kematian.
Semoga bermanfaat...
Aamiin...
0 komentar:
Post a Comment