Saturday, April 22, 2017

KAUM KARTINI



KAUM KARTINI
Oleh Wall Faj'r

Wahai kartiniku
Kartini yang meng-kartinikan kartini bangsa
Wahai kartini
Ibu dari perempuan di seluruh penjuru negeri

Pada hari ini mereka mengenangmu
Padahari ini mereka sedikit mengingat jasamu
Wahai kartini
Perempuan yang mem-perempuankan perempuan

Andai saja ada yang menhitung jasamu
Mungkin tak akan usai entah sampai kapan
Kita sejenak mengingat

Dimana saat itu..
Perempuan angkatanmu tidak pernah terfikir untuk belajar
Tidak pernah terfikir untuk mencari ilmu
Tidak terfikir untuk pandai apalagi
Tidak terfikir untuk mangangkat senjata apalagi

Dimana kaummu masa itu
Tidak pernah faham akan kata itu
Kata yang kemudian kau ajarkan
Tidak faham arti dari emansipasi
Wahai kartini perempuan yang murni

Lalu kau mengenalkan arti emansipasi itu
Lalu kau mengajari perempuan-perempuan tenteng nya
Bahwa tugas perempuan bukan duduk di rumah
Bahwa tugas perempuan bukanlah bersantai-santai
Bahwa perempuan bodoh itu maklum

Adalah kalimat yang keliru
Wahai kartiniku kartini indonesia
Kau merubah mereka
Kau perubah mereka
Kau membuat mereka tau arti pendidikan

Arti pendidikan selain memasak dan mencuci baju
Wahai kartini titisan dari ibu pertiwi
Kini..kau sudah sangat jauh meninggalkan kita
Dimana sekarang perempuan tak mengenal ibunya
Dimana sekarang perempuan

Tak pernah tau bahwa pernah hidup
Perempuan bernama kartini
Kemana emansipasi sekarang tertuju
Dimana lagi kita mencari emansipasi
Yang sebenarnya emansipasi

Emansipasi yang murni tanpa dibayar
Emansipasi yang kau ajarkan dulu
Memang..
Tidak bisa dikatakan buruk lagi
Bahkan kita butuh satu kata diatas buruk
Untuk menerjemahkan perempuan saat ini

Kartini kau kartini
Lihatlah.. Sekarang jiwamu terjual murah
Wahai kartini dari seluruh kartini
Sudikah kau melihat kaummu saat ini
Kaum yang tak pantas lagi disebut kartini
// http://gplus.to/tovic */ var randomRelatedIndex,showRelatedPost;(function(n,m,k){var d={widgetTitle:"

Artikel Terkait:

",widgetStyle:1,homePage:"http://www.dte.web.id",numPosts:7,summaryLength:370,titleLength:"auto",thumbnailSize:72,noImage:"data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAAEAAAABCAIAAACQd1PeAAAAA3NCSVQICAjb4U/gAAAADElEQVQImWOor68HAAL+AX7vOF2TAAAAAElFTkSuQmCC",containerId:"related-post",newTabLink:false,moreText:"Baca Selengkapnya",callBack:function(){}};for(var f in relatedPostConfig){d[f]=(relatedPostConfig[f]=="undefined")?d[f]:relatedPostConfig[f]}var j=function(a){var b=m.createElement("script");b.type="text/javascript";b.src=a;k.appendChild(b)},o=function(b,a){return Math.floor(Math.random()*(a-b+1))+b},l=function(a){var p=a.length,c,b;if(p===0){return false}while(--p){c=Math.floor(Math.random()*(p+1));b=a[p];a[p]=a[c];a[c]=b}return a},e=(typeof labelArray=="object"&&labelArray.length>0)?"/-/"+l(labelArray)[0]:"",h=function(b){var c=b.feed.openSearch$totalResults.$t-d.numPosts,a=o(1,(c>0?c:1));j(d.homePage.replace(/\/$/,"")+"/feeds/posts/summary"+e+"?alt=json-in-script&orderby=updated&start-index="+a+"&max-results="+d.numPosts+"&callback=showRelatedPost")},g=function(z){var s=document.getElementById(d.containerId),x=l(z.feed.entry),A=d.widgetStyle,c=d.widgetTitle+'
    ',b=d.newTabLink?' target="_blank"':"",y='',v,t,w,r,u;if(!s){return}for(var q=0;q0)?x[q].summary.$t.replace(/
    /g," ").replace(/<.*?>/g,"").replace(/[<>]/g,"").substring(0,d.summaryLength)+"…":"";for(var p=0,a=x[q].link.length;p"+w+''+u+' "+d.moreText+""+y+""}else{if(A==3||A==4){c+='
  • "+w+"
    "+y+"
  • "}else{if(A==5){c+='
  • '+w+""+y+"
  • "}else{if(A==6){c+='
  • "+w+'
    '+u+""+y+"
  • "}else{c+='
  • "+w+"
  • "}}}}}s.innerHTML=c+="
"+y;d.callBack()};randomRelatedIndex=h;showRelatedPost=g;j(d.homePage.replace(/\/$/,"")+"/feeds/posts/summary"+e+"?alt=json-in-script&orderby=updated&max-results=0&callback=randomRelatedIndex")})(window,document,document.getElementsByTagName("head")[0]); //]]>

0 komentar:

Post a Comment