Jika sel tubuh kelebihan asam amino, asam amino tersebut akan
mengalami deaminasi. Deaminasi merupakan pemindahan gugus amin (-NH)
dari asam amino. Deaminasi mengakibatkan terkumpulnya amonia yang
bersifat racun. Hati dengan bantuan enzim arginase akan mengubah arginin
(salah satu asam amino esensial) menjadi
ornitin dan urea. Urea akan dibuang melalui ginjal, sedangkan ornitin
akan mengikat amonia yang bersifat racun dan akan dikeluarkan ke dalam
empedu dan urin.
B. Mekanisme Proses Pembentukan Urin di Nefron Ginjal
Di dalam ginjal terjadi serangkaian proses pembentukan urine. Proses pembentukan urine meliputi 3 tahap yaitu :
- Tahap penyaringan (filtrasi)
- Tahap penyerapan kembali (reabsorpsi)
- Tahap pengeluaran zat (augmentasi)
1. Tahap penyaringan (filtrasi).
Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman . Proses filtrasi: Ketika
darah yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta
sel-sel darah dan molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah
menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak
dapat larut, melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali
sel-sel darah dan molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan
melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman. Hasil
filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus atau urine primer.
Urine primer ini mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea
dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih
diperlukan tubuh.
2. Tahap penyerapan kembali (reabsorpsi).
Filtrat glomerulus atau urine primer mengalami tahap reabsorpsi yang terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal, dan lengkung Henle. Proses tahap ini dilakukan oleh sel-sel epitelium di
seluruh tubulusginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung
kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah:
glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-,
sedangkan kadar urea menjadi lebih tinggi.
Proses reabsorpsi : mula-mula
urine primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal,
kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai lengkung Henle. Zat-zat yang
direabsorpsi di sepanjang tubulus ini adalah glukosa, ion Na+, air, dan
ion Cl-. Setiba di lengkung Henle, volume filtrat telah berkurang. Hasil tahap reabsorpsi ini dinamakan urine sekunder atau filtrat tubulus. Kandungan
urine sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang
berfungsi memberi warna dan bau pada urine. Urine sekunder masuk ke
dalam tubulus kontortus distal dan terjadi lagi penyerapan zat-zat yang
tidak digunakan dan kelebihan air diserap sehingga terbentuk urine.
3. Tahap Pengeluaran (Augmentasi).
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran pengumpul (tubulus kolektivas). Dari tubulus kolektivas, urine dibawa ke pelvis renalis, lalu ke ureter menuju kantung kemih (vesika urinaria).
Berikut adalah tabel langkah-langkah pembentukan urine:
C. Mekanisme Osmoregulasi Ikan Air Tawar dan Air Laut
1. Osmoregulasi Pada Ikan Air Tawar
Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat
hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga air cenderung masuk ke
tubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh yang semipermeabel. Bila
hal ini tidak dikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan
hilangnya garam-garam tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga
cairan tubuh tidak dapat menyokong fingsi-fungsi fisiologis secara
normal.
Ginjal akan memompa keluar
kelebihan air tersebut sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomeruli
dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih
dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa
air seni sebanyak-banyaknya.
Ketika cairan
dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap
kembali pada tubuli proximalis dan garam-garam diserap kembali pada
tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air).
Air seni yang dikeluarkan ikan sangat encer dan mengandung sejumlah kecil senyawa nitrogen, seperti:
1) Asam Urat
2) Creatine
3) Creatinine
4) Amonia
Meskipun air seni mengandung sedikit garam, keluarnya air yang berlimpah menyebabkan kehilangan garam dengan jumlah yang cukup besar. Garam-garam juga hilang karena proses difusi dari tubuh. Kehilangan garam ini juga diimbangi dengan garam-garam yang terdapat pada makanan dan penyerapan aktif melalui insang.
Pada golongan ikan
Teleositer terdapat gelembung air seni untuk menampung air seni. Disini
dilakukan kembali penyerapan terhadap ion-ion. Dinding gelembung air
seni bersifat impermiable terhadap air.
2. Osmoregulasi Pada Ikan Air Laut
Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan
cairan tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan
insang, dan kemasukan garam-garam.
Untuk
mengatasi kehilangan air, ikan meminum air laut sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian, berarti kandungan garam akan meningkat dalam cairan
tubuh. Padahal, dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan garam
harus dihilangkan.
Karena ikan laut
dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni
pada ikan air laut lebih sedikit dibandingkan pada ikan air tawar.
Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomeruli ikan
laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan
air tawar.
Kira-kira 90% hasil buangan
nitrogen yang dapat disingkirkan melalui insang, sebagian besar berupa
amonia dan sejumlah kecil urea. Meskipun demikian, air seni masih
mengandung sedikit senyawa tersebut.
Air seni Osteichthyes mengandung:
1) Creatine
2) Creatinine
3) Senyawa Nitrogen
4) Trimetilaminoksida (TMAO)
0 komentar:
Post a Comment