Saturday, December 17, 2016

BAHAGIA ITU MERASA CUKUP DENGAN PEMBERIAN ALLAH


BAHAGIA ITU MERASA CUKUP DENGAN PEMBERIAN ALLAH
Orang disebut bahagia bukan karena dia mendapatkan semua yang dia inginkan di dunia ini, karena sesungguhnya keinginan seseorang itu biasanya tak pernah habis dan berhenti. Lihatlah orang yang sudah berlimpah hartanya melebihi kebutuhan semasa hidupnya bahkan sampai anak tujuh turunan masih bersemangat mengumpulkan harta.
Orang disebut bahagia adalah ketika dia bisa merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya, mensyukurinya dan menggunakan apa yang diterimanya di jalan yang diridlai Tuhannya. Hidupnya penuh sengan senyum mengembang, ucapannya senantiasa syukur, diamnya penuh tafakkur dan perilakunya senantiasa teratur.
Puncak kebahagiaan adalah ketika kebahagiaan dirinya mengalirkan bahagia kepada orang lain. Semakin banyak orang lain bahagia karena dirinya maka semakin berkelas dan bereskalasilah kebahagiaannya. Ketika kebahagiaan dirinya hanyalah untuk dirinya sendiri, ketahuilah bahwa itu masih belum bernama bahagia, melainkan kesenangan saja yang sifatnya sementara dan tak berbekas positif pada orang lain.
Salah satu dawuh populer Imam Sya'rawi yang layak untuk direnungkan oleh kita dan semua orang yang dilimpahi banyak nikmat: "Kalau di suatu negara berpenduduk muslim masih ditemukan orang-orang miskin, ketahuilah bahwa di situ pasti ada orang kaya yang mencuri hartanya." Berbagilah dan berbahagialah secara bersama-sama, maka kita akan semakin bahagia. Semoga kita dijauhkan dari karakter pencuri harta ataupun hak orang lain..aamiin.
// http://gplus.to/tovic */ var randomRelatedIndex,showRelatedPost;(function(n,m,k){var d={widgetTitle:"

Artikel Terkait:

",widgetStyle:1,homePage:"http://www.dte.web.id",numPosts:7,summaryLength:370,titleLength:"auto",thumbnailSize:72,noImage:"data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAAAEAAAABCAIAAACQd1PeAAAAA3NCSVQICAjb4U/gAAAADElEQVQImWOor68HAAL+AX7vOF2TAAAAAElFTkSuQmCC",containerId:"related-post",newTabLink:false,moreText:"Baca Selengkapnya",callBack:function(){}};for(var f in relatedPostConfig){d[f]=(relatedPostConfig[f]=="undefined")?d[f]:relatedPostConfig[f]}var j=function(a){var b=m.createElement("script");b.type="text/javascript";b.src=a;k.appendChild(b)},o=function(b,a){return Math.floor(Math.random()*(a-b+1))+b},l=function(a){var p=a.length,c,b;if(p===0){return false}while(--p){c=Math.floor(Math.random()*(p+1));b=a[p];a[p]=a[c];a[c]=b}return a},e=(typeof labelArray=="object"&&labelArray.length>0)?"/-/"+l(labelArray)[0]:"",h=function(b){var c=b.feed.openSearch$totalResults.$t-d.numPosts,a=o(1,(c>0?c:1));j(d.homePage.replace(/\/$/,"")+"/feeds/posts/summary"+e+"?alt=json-in-script&orderby=updated&start-index="+a+"&max-results="+d.numPosts+"&callback=showRelatedPost")},g=function(z){var s=document.getElementById(d.containerId),x=l(z.feed.entry),A=d.widgetStyle,c=d.widgetTitle+'
    ',b=d.newTabLink?' target="_blank"':"",y='',v,t,w,r,u;if(!s){return}for(var q=0;q0)?x[q].summary.$t.replace(/
    /g," ").replace(/<.*?>/g,"").replace(/[<>]/g,"").substring(0,d.summaryLength)+"…":"";for(var p=0,a=x[q].link.length;p"+w+''+u+' "+d.moreText+""+y+""}else{if(A==3||A==4){c+='
  • "+w+"
    "+y+"
  • "}else{if(A==5){c+='
  • '+w+""+y+"
  • "}else{if(A==6){c+='
  • "+w+'
    '+u+""+y+"
  • "}else{c+='
  • "+w+"
  • "}}}}}s.innerHTML=c+="
"+y;d.callBack()};randomRelatedIndex=h;showRelatedPost=g;j(d.homePage.replace(/\/$/,"")+"/feeds/posts/summary"+e+"?alt=json-in-script&orderby=updated&max-results=0&callback=randomRelatedIndex")})(window,document,document.getElementsByTagName("head")[0]); //]]>

0 komentar:

Post a Comment